Kec. Bogor Timur Raih Penghargaan dalam Stunting Summit Kota Bogor 2023
Stunting Summit Kota Bogor 2023
Bogor, Pasindo News,
Stunting, menurut WHO, adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya: Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat, Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk, Pubertas yang lambat. Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya, Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.
Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.
Stunting Summit Kota Bogor 2023, diselenggarakan di Saung Dolken, Cimahpar, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor (6/12/2023). Wakil wali kota Bogor sekaligus ketua tim percepatan penanggulangan Stunting (TPPS) kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, Stunting adalah masalah kompleks yang harus dipecahkan bersama-sama, dari faktor kemiskinan, kurangnya penyerapan tenaga kerja, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi vitamin, penambahan makanan bergizi untuk anak, dll.
Pemkot Bogor bersama P3SI (Perkumpulan Pencegahan dan Penanganan Stunting Indonesia) terus menerus meningkatkan komitmen seluruh pihak dalam percepatan penurunan Stunting menuju Kota Bogor Zero Stunting. Menurut DR Siti Radarwati selaku ketua umum P3SI, dengan meningkatkan innovasi-inovasi yang dilakukan diantaranya inovasi pendanaan pembangunan kompetitif stunting, Bogor Resech Summit Tematik Stunting, Generasi Emas Bebas Anemia dan Zero Stunting, Stop perkawinan anak, 1000 Bayi Unggul, Balita Sehat Ibu Hebat, Vitamin dan Nutrisi Seimbang Ibu Hamil, Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi, dan menurut DR. Siti Radarwati menambahkan dengan kolaborasi antar desa atau kelurahan, Membentuk Forum Kerjasama Antar Desa/Kel Peduli Stunting (FKADPS), adanya apresiasi Bogor Innovation Stunting Award (BISA) menjadi penyemangat untuk terus menyuarakan dukungan dan kepedulian menuju Bogor Zero Stunting. Dengan program tersebut P3SI dan kolaborasi seluruh stakeholder akan mampu menjadi garda terdepan dalam percepatan penurunan Stunting di Kota Bogor. dan deklarasi siap untuk menurunkan Stunting di tahun ini dengan tahun 2024, kita harus mewujudkan komitmen untuk sama-sama menurunkan Stunting Kota Bogor dan untuk dijadikan prioritas Pemkot Bogor.
Kecamatan Bogor Timur mendapatkan penghargaan Apresiasi Penurunan Stunting Kategori Kecamatan ter-Responsif
Ketua Ibu Peduli Kecamatan Bogor Timur, Ibu Niken Paramitha saat ditemui tim Pasindo News menyatakan memiliki target 2024 terwujudnya Zero New Stunting di Kec. Bogor Timur. Dengan berbagai kegiatan untuk percepatan penurunan stunting terus berkolaborasi dan turun langsung ke masysyarakat di enam kelurahan diantaranya pemenuhan gizi anak, nutrisi ibu hamil, edukasi pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil, dll. Ibu Niken optimis target akan tercapai dengan baik atas dukungan semua pihak.
Pas.id/Arsy
Belum Ada Komentar