SDIT Bina Cendikia Mandiri Bogor Belajar Pengenalan Ecoprint di Kampung Batik Ecoprint Nusantara
Bogor, 26 Januari 2024
SDIT BINA CENDIKIA MANDIRI (BCM) BOGOR MENGIKUTI FUN LEARNING ECOPRINT
Pengenalan Ecoprint guna meningkatkan keterampilan siswa dalam pemanfaatan bahan alam dan sebagai karya seni ramah lingkungan. Pembelajaran ecoprint bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang ecoprint. Disamping itu, pembelajaran ecoprint dapat memanfaatkan potensi lokal berbagai daun dari tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah untuk pewarnaan alami pada pembuatan batik ecoprint.
Menunjang ketercapaian minat dan bakat, sekolah berupaya semaksimal mungkin melahirkan berbagai inovasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak sehingga proses pelaksanaan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, salah satunya lewat kegiatan membatik dengan teknik ecoprint.
Kegiatan tersebut juga dipilih salah satu lembaga pendidikan yakni SDIT Bina Cendikia Mandiri untuk mendukung proses stimulasi perkembangan fisik, motorik dan emosional anak. Kepala Sekolah SDIT Bina Cendikia Mandiri menjelaskan bahwa membatik ecoprint dipilih menjadi kegiatan pembelajaran project dengan tema aku cinta Indonesia.
Selain memberikan pengetahuan baru karena batik ecoprint masih belum banyak dikenal oleh anak-anak, Ibu Neni Oktaviani sebagai Ketua Kegiatan mengatakan terdapat beberapa tujuan yang diharapkan dengan membatik ecoprint diantaranya menumbuhkan rasa sosial dengan saling bekerja sama dengan teman lain untuk menghasilkan sebuah karya, lebih mengenalkan hal yang bernuansa alami dan menanamkan jiwa berwirausaha.
"Kami ingin anak lebih merasa dihargai dalam proses pembelajaran, dengan hasil karya yang sudah dibuat kemudian akan dijual pada saat gelaran projek nanti, mereka pasti akan lebih bangga dan semangat belajar," jelasnya kemarin.
Lebih lanjut, menurutnya energi yang dikeluarkan pada proses ecoprint berupa kegiatan memukul daun hingga menghasilkan warna pada kain dapat menyeimbangkan energi berlebih dalam tubuh anak sehingga perkembangan fisik motorik dan perkembangan emosional anak dapat terstimulasi dengan baik. Apalagi dengan menggunakan media atau benda nyata, unik dan menarik serta dapat ditemukan di sekitar anak sebagai media untuk berinovasi dan berkreasi, menambah daya tarik tersendiri bagi anak.
"Harapannya anak punya sifat nasionalisme yang tinggi, cinta Indonesia, dengan segala warisan budaya di dalamnya, selain itu mereka juga jadi tahu dengan menggunakan media sederhana bisa dibuat sesuatu yang bermanfaat dan berdaya jual," pungkasnya.
Bekerjasama dengan Kak Arsyam Dwi, Founder Nusantara Batik & Ecoprint School, Kampung Merdeka Belajar Dramaga Bogor. Memperkenalkan Fun Learning with Ecoprint dengan salah satunya teknik ecoprint Pounding (Pukul) . Ecoprint dapat diartikan sebagai proses mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung, Husna(2016:280). Sementara teknik pounding adalah memukulkan daun atau bunga ke atas kain menggunakan palu. Teknik pounding ini ibarat mencetak motif daun pada kain. Palu dipukulkan pada daun yang telah diletakkan di atas kain yang ditutup dengan plastik untuk mengekstrak pigmen warna. Teknik memukul dimulai dari pinggir daun kemudian mengikuti alur, batang, daun. Teknik ecoprint memberikan alternatif produksi tekstil untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Teknik ini tidak menggunakan mesin atau bahan kimia tetapi lebih bersifat ramah lingkungan. Oleh karena itu peneliti menganggap teknik pounding sangat menarik, sederhana, aman, dan cocok digunakan untuk penerapan pembelajaran anak.
Pengertian Ecoprint
Mengutip buku Menilik Lebih Cerdik: Antologi Hasil Penelitian Pembelajaran, ecoprint adalah teknik pencetakan alami di mana daun, bunga, dan bagian tanaman lainnya digunakan untuk mencetak pola pada kain.
Proses ini melibatkan penggunaan panas dan tekanan untuk mengalihkan pigmen alami dari tanaman ke serat kain. Pigmen alami ini memberikan efek warna dan pola yang unik pada kain serta menciptakan tampilan yang menarik dan alami.
Keunikan ecoprint terletak pada penggunaan bahan-bahan alami dan proses yang ramah lingkungan.
Sejarah Ecoprint yang Menarik untuk Diketahui
Teknik ecoprint ini pada dasarnya menggabungkan seni dan alam di mana tujuannya adalah menciptakan hasil yang indah dan berkelanjutan.
Berikut adalah sejarah dari ecoprint yang menarik untuk diketahui:
1. Muncul Tahun 2000
Teknik ecoprint pertama kali muncul pada awal tahun 2000-an. Teknik ini menggabungkan tentang pewarnaan alami dan seni untuk menciptakan metode yang unik dan menarik.
2. Diperkenalkan oleh India Flint
India Flint adalah seorang seniman yang menjadi sosok sentral dalam perkembangan ecoprint. Ia mengembangkan metode ini melalui eksperimen dan penelitian yang mendalam tentang sifat-sifat tumbuhan, pigmen alami, dan serat kain.
Karya-karyanya telah menginspirasi banyak seniman tekstil di seluruh dunia untuk menjelajahi teknik pencetakan alami ini.
3. Mulai Masuk ke Indonesia
Teknik ecoprint mulai diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 2016. Di negara ini, tradisi pencelupan alami dan seni tekstil memiliki akar yang kuat sehingga ecoprint memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat seniman dan perajin lokal.
4. Berkembangnya Produsen Ecoprint
Pada 2018, ecoprint semakin mendapatkan perhatian dan popularitas. Banyak produsen kain dan pakaian mulai mengadopsi teknik ini dalam proses produksi mereka.
Menurut Kak Arsyam Dwi, bahwa lembaga sekolah harus memiliki kualitas yang baik untuk memberikan manfaat dalam jangka pendek dan jangka panjang bagi kehidupan anak. Sistem pendidikan saat ini mengadopsi berbagai cara dalam mengadakan perubahan. Perubahan terjadi seiring dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan memperkenalkan Ecoprint dan Batik Kombinasi Ecoprint sebagai karya seni yang ramah lingkungan dan sebagai upaya sekolah untuk peningkatan kreativitas siswa. pengalaman belajar di Kampung Nusatara akan menjadi motivasi, kenangan yang tak terlupakan bagi anak-anak. Yuk belajar dan bermain di Kampung Batik Ecoprint Nusantara, Dramaga Bogor.
Pasatama Indonesia
Kak Arsyam Dwi
Belum Ada Komentar